Saturday, July 17, 2010

Finding "The Best" in Every Children

Posting ini saya ambil dari notes Facebook yang pernah saya buat tahun lalu.

About 8 month a go, my lecturer who completed his Doctoral at New South Wales, Australia shared about "elementary school education system in Australia"

Banyak sekolah di Australia, dimana tenaga pengajarnya memberikan
"Award" pada setiap anak yang melakukan hal yang positif. Award itu berbentuk seritifikat yang ditandatangani oleh kepala sekolah. Award itu keluar setiap minggunya dan si anak akan dipanggil di suatu acara khusus di depan teman-temannya saat menerima Award tersebut.

Yang menarik, tujuan award itu adalah

"Menemukan sisi positif dari anak sekecil apapun".

Misalnya, anak yang menjawab pertanyaan guru saat jam pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu dan tindakan terpuji lainnya.

Suatu hari anak laki-laki bermain bola di sekitar taman sekolah (sekolah ini dengan taman terbaik di New South Wales)... tanpa sengaja seorang anak menendang bola ke arah taman dan menyebabkan setangkai bunga patah. Si anak pun merasa bersalah dan berusaha menegakan bunga yang patah tersebut.

Hal yang menarik adalah, si anak itu mendapat
award, award itu bertuliskan

" Anak ini telah berbuat sesuatu yang baik, dia berusaha MENEGAKAN BUNGA YANG PATAH"

Padahal sekolah itu adalah sekolah dengan taman terbaik di seluruh negara bagian. Apa yang terjadi dengan sekolah di Indonesia jika ada seorang anak yang merusak taman sekolah ?

Semua peserta kuliah sangat kaget ketika itu, kami kaget karena

"Kami... siswa yang terbentuk pola pikirnya bahwa 'yang bersalah harus dihukum' "

"Kami adalah hasil dari sistem pendidikan buruk bertahun-tahun dimana kami selalu ditanamkan untuk DILARANG BERBUAT SESUATU yang salah"

Bukannya

"Kami mendapat penghargaan untuk berbuat sesuatu yang baik dan benar"

Sistem seperti ini berusaha untuk melihat sisi positf dari anak didik, SEKECIL apapun, bahkan saat anak berbuat salah, para pendidik di sana berusaha menemukan sisi positif dari anak itu sekecil apapun.

Satu kisah lagi adalah ketika seorang anak perempuan tidak membawa topi ke sekolah... topi di sana merupakan hal yang wajib karena sinar matahari sangat berbahaya bagi kulit (berkaitan dengan banyak kerusakan ozon di Ausie dibandingkan dengan Indonesia)

Saya ingat kalau hal itu terjadi di Indonesia... Si anak akan dihukum, entah hormat di tiang bendera, entah dilarang masuk kelas, dsb.

Kita sangat pintar dalam berpikir mengenai HUKUMAN...

Di sekolah itu sangat berbeda... si anak memang dilarang bermain di luar (karena sinar matahari yang terik). si anak lalu disuruh membantu di perpustakaan...

Si anak pun mendapat
Award, bertuliskan

"Anak ini telah melakukan tindakan terpuji, dengan MEMBANTU di perpustakaan"

See.... it's about
think different, berpikir secara berbeda...

Dengan demikian, si anak akan memperoleh "penghargaan terhadap dirinya sendiri", sangat baik untuk
self image (gambar diri).

Semoga tulisan ini dapat memberikan cara berpikir yang baru kepada para orang tua dan guru. Gambar diri anak terlalu sangat bagus untuk dirusak dengan pola hukuman yang sering kita kenal, karena gambar diri itu adalah gambar diri yang Tuhan berikan bagi si anak.

Show me your friend, and I'll show your future

"Show me your friend and I'll show your future", sebuah quote dari Sidney Mohede yang saya dengar pertama kali pada tahun 2005. Ketika itu, Sidney Mohede melayani di salah satu gereja di Bandung, dia memberikan kesaksian tentang kehidupnya sebelum mengenal Yesus.

Sebelum saya pergi ke Jepang, saya sempat membagikan kalimat ini di Persekutuan Remaja GKI Cimahi, mengingatkan kepada anak-anak remaja untuk "waspada" dengar siapa mereka berteman. Saya juga berkata bahwa, "melayani di Gereja memberikan lingkungan pergaulan yang baik yang dapat menguatkan kita".


Hari ini saya dengar kalimat itu lagi, "tunjukan teman terdekatmu, dan saya bisa perkirakan masa depan mu" ketika menyaksikan kesaksian Sidney ketika melayani di Amerika melalui YouTube.

Terkadang kita tidak sadar dengan siapa kita bergaul. Jika teman terdekat kita adalah para gamers, pemalas, pencuri, pemabuk dsb, cepat atau lambat, kita akan seperti mereka. That's the fact.

Kita bisa berteman dengan siapa saja, namun pilihlah teman dekat dengan bijaksana. Memang, Tuhan ingin kita menjadi Terang dan Garam di tengah pergaulan kita. But, kalau kita sendiri di tengah lingkungan yang merusak, sooner or later terang kita akan meredup dan garam kita akan menjadi hambar.

So, pilihlah teman dekat yang baik dan yang bisa saling membangun.

Monday, July 5, 2010

Contoh Slideshow Sekolah Minggu - SML '10

Saat saya menulis posting ini, di Natural Hills, Lembang sedang berlangsung Sekolah Minggu Liburan (SML) GKI Cimahi tahun 2010. Event rutin ini berlangsung selama 3 hari, 5-7 Juli 2010. Di event tersebut, saya membuat slideshow berupa video yang menjelaskan mengenai tata tertib selama SML berlangsung. Berikut video yang saya buat


Video ini menggunakan Microsoft PowerPoint untuk membuat slide dan CamStudio untuk merekam aktivitas desktop. Slide yang saya buat banyak mengikuti tips dari buku Presentation Zen (sayang sekali belum ada versi Bahasa Indonesia). Slide dengan pendekatan ini rasanya lebih baik jika dibandingkan dengan contoh slide di bawah ini


Contoh slide di atas adalah slide yang sering kita lihat (bahkan kita membuat slide seperti ini). Slide dengan bullet point , template dan tanpa gambar yang sebetulnya dapat memperjelas pesan. Anak-anak senang akan warna dan bentuk. Gambar dapat memperjelas pesan bahkan mampu mengundang emosi anak-anak. Memang memerlukan waktu yang lama untuk membuat slide seperti contoh video di atas, namun rasanya anak-anak akan lebih menyukainya dan pesan dapat tersampaikan dengan lebih baik.

Kunjungi akun saya di slideshare untuk melihat beberapa slide yang pernah saya buat untuk cerita sekolah minggu.