Sunday, October 3, 2010

Inspirasi vs Hukuman

Hufh... tidak terasa ternyata telah lebih dari 2 bulan saya tidak menulis blog. Ini terjadi karena saya terlalu sibuk dengan perkara kuliah (dan juga perkara-perkara lainnya :P). Akhir September lalu, saya kesampaian membeli buku Start With Why, buku yang juga berkaitan dengan posting saya sebelumnya yang berjudul Semua dimulai dari "Mengapa" ?

Ketika saya membaca buku tersebut, saya semakin terinspirasi. Saya terinspirasi bahwa pertanyaan "mengapa" sungguh sangat penting dalam kehidupan kita.

Salah satu contoh yang paling sering saya jumpai adalah percakapan antara orang tua dan anaknya :

Orang tua : Nak, kamu harus belajar.
Anak : Buat apa ?
Orang tua : ya supaya nilai kamu bagus.
Anak : Memang kalau nilai jelek kenapa?
Orang tua : Ya, kamu bisa ga naek kelas.
Anak : Kalau ga naek kelas kenapa ?
Orang tua : Nanti kamu dihukum. Nanti mama papa bisa malu dan kamu juga akan malu. bla bla bla

Jika percakapan seperti itu terjadi, sang anak bisa saja belajar, namun tanpa motivasi yang benar. Mendapat nilai bagus itu penting, tapi nilai hanyalah hasil / outcome. Yang lebih buruk lagi : sang anak akan belajar disertai dengan rasa takut.

Seandainya percakapannya diubah menjadi :

Orang tua : Nak, kamu harus belajar
Anak : Buat apa ?
Orang tua : Supaya kamu pintar dan nanti besar bisa jadi berkat untuk orang lain.
Anak : Misalnya ?
Orang tua : Kalau jadi arsitektur, kamu bisa bikin rumah sakit, rumah untuk orang-orang miskin dsb.

Percakapan di atas tentunya akan lebih menginspirasi si anak. Sama halnya dengan membujuk anak untuk pergi ke sekolah minggu, membujuk anak untuk melakukan pelayanan di gereja dsb.

Percayalah, hukuman itu perlu karena bisa mengajarkan anak disiplin. Namun, menginspirasi pun tak kalah penting. Kita ingin agar anak-anak kita belajar dengan motivasi yang benar, bukan karena motivasi "takut dihukum".